Rabu, 25 Mei 2011

Bunga Abadi









Bunga Abadi
Kau telah melukis sebuah roman pada hamparan usiamu,
sebuah alur yang tidak akan ditemukan
selain pada kisah kepahlawanan.

Hingga saat ini
engkau masih menggenggam kebenaran Ilahi
walaupun rasanya
seperti menggenggam kuningan yang membara

Jauh sebelum itu kau telah mengetahui
bahwa agar kebenaran itu tetap bersamamu,
kau harus membayar dengan kebahagiaan
masa mudamu












Namun

akhirnya Tuhanmu jugalah yang kau pilih,
walau mengharapkan buah kebaikan
seperti menunggu delima yang
tak pasti kapan akan berputik.

Untuk mencari makna hidup,
engkau melintasi gurun di saat
manusia terhenti pada oase
dan terlena di bawah bayangan pohon palma.

Kau menyimpan pita berwarna
toska lalu mengenakan cadar berwarna gelap,
dengan itu kau berharap dapat melihat aral
dengan ketegaran.

Liontin berhias baiduri
kau gantikan dengan lencana tembaga,
dengan itu kau berharap dapat menutupi
kelemahan yang menjadi fitrahmu.

Hanya corak bunga persik
di sudut lencana menyiratkan,
jauh di dalam engkau tetaplah
insan yang haus akan welas asih yang murni.

Akhirnya begitu banyak luka
yang meninggalkan guratan pada buku harianmu,
hingga tak ada yang dapat
mengobatinya selain air mata.

Tetapi karena kau berani menantang dunia
di saat manusia bertekuk lutut,
akhirnya kau menjadi edelweis
keperakan yang terasing di tebing curam.

Dia tidak memiliki cerahnya bunga dahlia,
tidak juga semerbak sedap malam
ataupun..
manisnya nektar bunga cempaka.











Namun pengembara yang faham akan arti kehidupan mengetahui..
pada bunga abadi itu berpadu kekuatan yang
terkendali dan
kelembutan yang tak akan layu.

Suatu saat manusia akan berkata,
hatimu terbuat dari butiran es
karena kau tak membiarkan langkah
yang tak berhak mendekati gapuranya.
 
Tapi biarlah,
dengan itu kau menjadi teratai di tengah telaga,
dia terlihat agung
karena terjaga dari jangkauan jemari berdebu.

Ketika saat-saat sulit kembali mendera
jangan biarkan pijakan kaki menjadi goyah dan
jangan biarkan genggaman
tangan menjadi longgar.

Bertahanlah..
karena penghujung musim gugur adalah
saat musim semi bermula, dan saat yang paling gelap
adalah sebelum fajar merekah.

Untuk seorang rekan yang
menggenapkan usianya di hari ini,
bersiagalah

Untuk seorang rekan yang
menggenapkan usianya beberapa hari yang lalu,
lihatlah ke depan











Lihatlah, bagaimana kaca mobil yang besar
karena di depan berbentang tatapan luas asa
bukan kaca spion yag selalu mengecil
bila ingin memandangnya

Untuk seorang kakak yang
ketundukannya kepada Tuhan
tengah diuji, kau tidak sendiri

Untuk penerus estafet di
tengah kebingungan, kepercayaan ini hanya
diberikan kepada yang terpilih

Untuk adik-adikku generasi pelurus,
terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar