Kamis, 26 Mei 2011

- Pesan Singkat -

Ketika aku melangkahkan kaki keluar ..

Tuhan, aku memohon bisa bahagia dengan orang-orang yang aku temui hari ini..

Aku juga memohon bahwa mereka juga bahagia.

Semua kuserahkan pada-Mu, sehingga tidak ada khawatir dan ketakutan..
Karena aku yakin, setiap harinya ada kejutan-kejutan indah untukku..

Semoga aku dan orang-orang disekitarku dapat saling belajar dan saling memberi manfaat..

Tuhan, maafkan jika aku rapuh dan suka mengeluh..

Tapi mulai hari ini, aku seharusnya bersyukur dengan semua nikmat yang tidak bisa aku hiyung..
Aku masih bisa bernafas dan masih bisa berjalan.

Mohon jauhkan aku dari berkeluh kesah,...kesempitan fikiran, kekotoran hati dan dari kemalasan tubuh ini..

Dan Tuhan,....


Jaga, sayangi, kasihi, cintai dan lindungilah selalu yang membaca tilisan ini sepanjang hidupnya...
 



Rabu, 25 Mei 2011

BATAS TAK BERBATAS (Ost. BATAS)



"BATAS TAK BERBATAS"
Theme Song : OST BATAS
Penyanyi  :  Iwan Fals
Ciptaan   :  Iwan Fals
Lirik     :  Slamet Rahardjo Djarot

Sendiri menanti pagi
Setitik embun bergantung di ujung daun
Sang dara melamun
Mimpi menelan matahari

Reff :
Suci embun segar perawan
Bergaun cahaya
Melintas batas
Ambisi dan kenyataan
Melambung tinggi, jauh
Ke alam impian

Bridge :
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan

Jejak telah dilangkahkan
Seribu kehendak harus terlahirkan
Urai jerat keangkuhan
Melepas belenggu
Rasa tahu berlebihan

Reff :
Memang gaun ini mesti berganti
Cahaya tak lagi menyilaukan
Dan menjelma menjadi pelurus hati
Kini sang dara menyanyi lagi

Bridge :
Tak lagi dia mau merasa sepi
Tak lagi dia mau merasa sendiri



Segar perawan berdandan
Atas cermin bercahaya kenyataan
Mimpi indah adalah
Fatamorgana
Walau samar cakrawala
Adalah kenyataan
Tampak jauh untuk ditempuh
Tapi itulah batas
Dari kehendak manusia yang tak berbatas
Oooh  hmmmmm....

Reff :
Suci embun segar perawan
Bergaun cahaya
Melintas batas ambisi dan kenyataan
Melambung tinggi, jauh
Ke alam impian
Bridge :
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan

BATAS
a film by Rudi Soedjarwo
produced by Marcella Zalianty

Bunga Abadi









Bunga Abadi
Kau telah melukis sebuah roman pada hamparan usiamu,
sebuah alur yang tidak akan ditemukan
selain pada kisah kepahlawanan.

Hingga saat ini
engkau masih menggenggam kebenaran Ilahi
walaupun rasanya
seperti menggenggam kuningan yang membara

Jauh sebelum itu kau telah mengetahui
bahwa agar kebenaran itu tetap bersamamu,
kau harus membayar dengan kebahagiaan
masa mudamu












Namun

akhirnya Tuhanmu jugalah yang kau pilih,
walau mengharapkan buah kebaikan
seperti menunggu delima yang
tak pasti kapan akan berputik.

Untuk mencari makna hidup,
engkau melintasi gurun di saat
manusia terhenti pada oase
dan terlena di bawah bayangan pohon palma.

Kau menyimpan pita berwarna
toska lalu mengenakan cadar berwarna gelap,
dengan itu kau berharap dapat melihat aral
dengan ketegaran.

Liontin berhias baiduri
kau gantikan dengan lencana tembaga,
dengan itu kau berharap dapat menutupi
kelemahan yang menjadi fitrahmu.

Hanya corak bunga persik
di sudut lencana menyiratkan,
jauh di dalam engkau tetaplah
insan yang haus akan welas asih yang murni.

Akhirnya begitu banyak luka
yang meninggalkan guratan pada buku harianmu,
hingga tak ada yang dapat
mengobatinya selain air mata.

Tetapi karena kau berani menantang dunia
di saat manusia bertekuk lutut,
akhirnya kau menjadi edelweis
keperakan yang terasing di tebing curam.

Dia tidak memiliki cerahnya bunga dahlia,
tidak juga semerbak sedap malam
ataupun..
manisnya nektar bunga cempaka.











Namun pengembara yang faham akan arti kehidupan mengetahui..
pada bunga abadi itu berpadu kekuatan yang
terkendali dan
kelembutan yang tak akan layu.

Suatu saat manusia akan berkata,
hatimu terbuat dari butiran es
karena kau tak membiarkan langkah
yang tak berhak mendekati gapuranya.
 
Tapi biarlah,
dengan itu kau menjadi teratai di tengah telaga,
dia terlihat agung
karena terjaga dari jangkauan jemari berdebu.

Ketika saat-saat sulit kembali mendera
jangan biarkan pijakan kaki menjadi goyah dan
jangan biarkan genggaman
tangan menjadi longgar.

Bertahanlah..
karena penghujung musim gugur adalah
saat musim semi bermula, dan saat yang paling gelap
adalah sebelum fajar merekah.

Untuk seorang rekan yang
menggenapkan usianya di hari ini,
bersiagalah

Untuk seorang rekan yang
menggenapkan usianya beberapa hari yang lalu,
lihatlah ke depan











Lihatlah, bagaimana kaca mobil yang besar
karena di depan berbentang tatapan luas asa
bukan kaca spion yag selalu mengecil
bila ingin memandangnya

Untuk seorang kakak yang
ketundukannya kepada Tuhan
tengah diuji, kau tidak sendiri

Untuk penerus estafet di
tengah kebingungan, kepercayaan ini hanya
diberikan kepada yang terpilih

Untuk adik-adikku generasi pelurus,
terima kasih.

Sabtu, 21 Mei 2011

Hibur Diri Sendiri

Jiwa manusia tidak lebih dari seberkas cahaya, terlahir untuk bersinar dalam suatu masa yang singkat sebelum akhirnya padam selamanya.
..Seperti matahari yang menyinari bumi..


Alam ini semua hal ditakdirkan untuk binasa, tidak ada yang abadi. Namun, jika Anda "mati" sebelum Anda mati, berpaling dari dunia dan kemunafikan wajahnya, Anda akan meraih kesalamatan yang sesungguhnya dalam kehidupan yang abadi.



Terserah, pilihan ada pada Anda, Anda adalah penentu bagi takdir diri Anda sendiri, dan apapun takdir Anda sekarang, atau apa pun takdir yang akan Anda hadapi, ia terletak didalam diri Anda sendiri. Dan pada akhirnya, kebaikan akan disatukan dengan kebaikan dan keburukan dengan keburukan.
Berbagai (pengembaraan) rintangan yang dihadapi dalam pengembaraan
akan membuat orang menjadi lebih TABAH, tidak mudah putus asa.
Ditengah kebesaran alam, keindahan & mungkin keganasannya,
kita akan semakin menyadari Keagungan Tuhan Sang Pencipta
Ketika rahasia Anda di teriakan dari puncak gunung dan gaungnya kembali, Anda akan mengenali suara itu sebagai suara Anda sendiri.

Ibu

Hening malam..
Ialah teman sepi..
Ketika Jiwa kembali
Memeluk kerinduan
Akan sentuh lembut itu hadir menyapa lelapku..
Irama hati tak henti lafaskan nama indahnya..


Wahai Dzat pemilik kasih dari segala kasih..
Lindungilah ia..
Sentuh Rinduku untuknya,
hamba lantunkan dalam Syair hati
Untuk kemilaukan senyumnya..


Semoga sang malam indahkan lelapnya..
Bagai hembusan Syurga yang menyapa lelapku.
Ibu