Minggu, 15 Agustus 2010

Salah Satu Mukjizat al Qur’an

Allah, Ia-lah yang menurunkan Kitab dengan kebenaran, dan juga Neraca (keadilan).........
QS. 42 Syrah asy Syuuraa (Musyawarah) ayat 17

Bacalah...

Al Qur’an diturunkan oleh Allah swt. Melalui Nabi Muhammad saw. Yang buta huruf kala itu. Ia dilahirkan dan hidup di tengah-tengah kaum yang terbelakang peradapannya, di jazirah Arab. Al Qur’an diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.

Seperti diketahui, seringkali al Qur’an turun secara spontan, guna menjawab berbagai pertanyaan atau mengomentari suatu peristiwa. Misalnya pertanyaan orang Yahudi tentang ruh. Pertanyaan ini dijawab secara langsung, namun demikian, setelah rampung diturunkan dan disusun, kemudian dilakukan analisis serta perhitungan terhadap catatan redaksinya, ditemukan hal-hal yang sangat menakjubkan. Ditemukan adanya keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakan, seperti keserasian, atau jumlah dua kata yang bertolak belakang.

Anda bisa bayangkan, al Qur’an diturunkan sepotong-sepotong dan spontan, ditempat yang berlainan dalam waktu yang relatif panjang dan terdiri dari 114 surah dan 77.493 kata. Serta diturunkan melalui orang yang tidak bisa membaca dan menulis saat itu. Namun ditemukan banyak hal-hal yang mengejutkan. Contoh: Dua kata yang sepadan dalam jumlah yang sama dan seimbang. Dan kata-kata yang berlawanan arti juga ditemukan dalam jumlah yang seimbang. Hanya “Sesuatu” yang Maha Dasyat yang mampu melakukan semua hal itu, dzat yang sangat tinggi ilmunya dan sangat luar biasa ketelitiannya. Dan dibuat serta disusun lebih dari seribu tahun yang lalu.

Abdul Razaq Nawfal, dalam al I’jaz li al Qur’an al Karim yang terdiri dari tiga jilid, mengemukakan sekian banyak contoh-contoh tentang keseimbangan tersebut, yang dapat disimpulkan secara singkat dari tulisan M. Quraish Shihab yang berjudul “Membumikan Al Qur’an” sebagai berikut:

Membumikan al-Qur'an

A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan bilangan antonimnya
Beberapa contoh, diantaranya:
o al Hayah (hidup) dan Al Mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali!
o an Naf’ (manfaat) dan Al Madharrah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali!
o al Har (panas) dan Al Bard (dingin), masing-masing sebanyak 4 kali!
o as Shalihat (kebajikan) dan Al Sayyi’at (keburukan), masing-masing sebanyak 167 kali!
o al Thuma’ninah (kelapangan/ketenangan) dan Al Dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing sebanyak 13 kali!
o ar Rahbah (cemas/takut) dan Al Raghbah (harap/ingin), masing-masing sebanyak 8 kali!
o al Kufur (kekufuran) dan Al Iman dalam bentuk defenite masing-masing sebanyak 17 kali!
o kufr (kekufuran) dan Iman dalam bentuk indefenite masing-masing sebanyak 8 kali!
o al shayf (musim panas) dan Al Syita’ (musim dingin), masing-masing sebanyak 1 kali!

B. Keseimbangan Jumlah Kata dengan Sinonimnya/Makna yang Dikandungnya, contoh:
o al Harf dan Al Zira’ah (membajak/bertani), masing-masing sebanyak 14 kali!
o al ‘Ushb dan al Dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing sebanyak 27 kali!
o al Dhallul dan al Mawta (orang sesat/mati (jiwanya)), masing-masing sebanyak 17 kali!
o al Islam dan al Wahyu (al Qur’an, wahyu dan islam), masing-masing sebanyak 70 kali!
o al ‘Aql dan an Nur (akal dan cahaya), masing-masing sebanyak 49 kali!
o al Jahr dan al ‘Alamiyah (nyata), masing-masing sebanyak 16 kali!

C. Keseimbangan antara Jumlah Bilangan Kata dengan Jumlah Kata yang Menunjuk Pada Akibatnya, contoh:
o al Infaq (infaq) dengan ar Ridha (kerelaan), masing-masing sebanyak 73 kali!
o al Bukh (kekikiran) dengan al Hasarah (penyesalan), masing masing sebanyak 12 kali!
o al zakah (zakat/penyucian) dengan al Barakat (kebajikan yang banyak), masing masing sebanyak 32 kali!
o al Fahisyah (kekejian) dengan al Ghadhb (murka), masing masing sebanyak 26 kali!

D. Keseimbangan antara Jumlah Bilangan Kata dengan Kata Penyebabnya, contoh:
o al Israf (pemborosan) dengan al Sur’ah (ketergesa-gesaan), masing masing sebanyak 23 kali!
o al Maw-izhah (nasihat/petuah) dengan al Lisan (lidah), masing masing sebanyak 25 kali!
o al Asra (tawanan) dengan al Harb (perang), masing masing sebanyak 6 kali!
o al Salam (kedamaian) dengan al Thayyibat (kebajikan), masing masing sebanyak 60 kali!

E. Disamping Keseimbangan-Keseimbangan Tersebut, Ditemukan Juga Keseimbangan Khusus, contoh :
o Kata Yawm (hari) dalam bentuk tunggal, masing masing sebanyak 365 kali! Sama dengan jumlah hari dalam satu tahun.
Sedangkan kata hari yang menunjukkan kata plural (Ayyam) dan dua (Yaw-mayni) jumlah keseluruhannya 30, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan! Disisi lain, kata yang berati “bulan” (Syahr) hanya terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun!
o Al Qur’an menjelasakn bahwa langit ada “tujuh” penjelasan ini diulanginya dalam “tujuh” kali pula!
o Kata-kata yang menunjukkan kepada utusan Tuhan baik Rasul ataupun Nabiyy (nabi) atau Basyir (pembawa berita) atau Nadzur (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut yakni 518 kali.

Roda kereta tentara Fira'un

Masih ada lagi, mukjizat lainnya yaitu pemberitaan-pemberitaan ghaibnya. Fir’aun yang mengejar-ngejar Nabi Musa diceritakan dalam Surah yunus. Pada ayat 92 surah itu, ditegaskan bahwa: “Badan Fir’aun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk dijadikan pelajaran generasi berikutnya.” _ Itu telah terjadi 1200 SM – Pada tahun 1896, ahli purbakala, Loret menemukan di lembah raja-raja Luxor Mesir, satu mummi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama “Maniptah” dan yang pernah mengejar Nabi Musa as. – Setiap orang pernah berkunjung ke Meseum Kairo, akan dapat melihat Fir’aun tersebut.

Isyarat-isyarat ilmiahnya. Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran. Misalnya diisyaratkannya bahwa "Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)" (perhatikan QS 10:5) ; atau bahwa jenis kelamin anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita sekadar mengandung karena mereka hanya bagaikan "ladang" (QS 2:223); dan masih banyak lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari Dia, Allah Yang Maha Mengetahui!

Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, sehingga dengan demikian manusia yakin serta secara tulus mengamalkan petunjuk-petunjuknya.

(Catatan ini telah diolah oleh 'Bung Hafid' pada 28 Maret 2010 jam 1:02)
 
Sumber:
Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA., Membumikan Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), hal. 29 - 31.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar